ShareThis

 
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ikan Air Tawar. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Budidaya Ikan Air Tawar. Tampilkan semua postingan
Jumat, 04 Maret 2011

Budidaya ikan Sepat rawa

1 komentar
Sepat rawa adalah sejenis ikan air tawar. Di Jawa Barat dan seputaran Jakarta ikan ini disebut sepat siam, sedangkan di Jawa Timur ia juga dikenal dengan nama sliper. Dalam bahasa Inggris disebut snake-skin gouramy, merujuk pada pola warna belang-belang di sisi tubuhnya. Nama ilmiahnya adalah Trichogaster pectoralis (Regan, 1910).
 

Pemerian

Ikan rawa yang bertubuh sedang, panjang total mencapai 25 cm; namun umumnya kurang dari 20 cm. Lebar pipih, dengan mulut agak meruncing.
Warna ikan yang liar biasanya kehitaman sampai agak kehijauan pada hampir seluruh tubuhnya. Terkadang sisi tubuh nampak agak terang berbelang-belang miring. Sejalur bintik besar kehitaman, yang hanya terlihat pada individu berwarna terang, terdapat di sisi tubuh mulai dari belakang mata hingga ke pangkal ekor.
Sirip-sirip punggung (dorsal), ekor, sirip dada dan sirip anal berwarna gelap. Sepasang duri terdepan pada sirip perut berubah menjadi alat peraba yang menyerupai cambuk atau pecut, memanjang hingga ke ekornya.

Kebiasaan dan Penyebaran

Seperti umumnya sepat, ikan ini menyukai rawa-rawa, danau, sungai dan parit-parit yang berair tenang; terutama yang banyak ditumbuhi tumbuhan air. Juga kerap terbawa oleh banjir dan masuk ke kolam-kolam serta saluran-saluran air hingga ke sawah.
Sebagian besar makanan sepat rawa adalah tumbuh-tumbuhan air dan lumut. Namun ikan ini juga mau memangsa hewan-hewan kecil di air, termasuk ikan-ikan kecil yang dapat termuat di mulutnya. Ikan ini sering ditemui di tempat-tempat yang kelindungan oleh vegetasi atau sampah-sampah yang menyangkut di tepi air.
Ikan sepat rawa menyimpan telur-telurnya dalam sebuah sarang busa yang dijagai oleh si jantan. Setelah menetas, anak-anak sepat diasuh oleh bapaknya itu hingga dapat mencari makanan sendiri.
Sepat rawa diketahui dapat bernafas langsung dari udara, selain menggunakan insangnya untuk menyerap oksigen dari air. Akan tetapi, tak seperti ikan-ikan yang mempunyai kemampuan serupa (lihat misalnya ikan gabus, betok atau lele), ikan sepat tak mampu bertahan lama di luar air. Ikan ini justru dikenal sebagai ikan yang amat mudah mabuk dan mati jika ditangkap.
Penyebaran asli ikan ini adalah dari Asia Tenggara, terutama dari lembah Sungai Mekong di Laos, Thailand, Kamboja dan Vietnam; juga dari lembah Chao Phraya. Di Indonesia ikan ini merupakan hewan introduksi (??) yang telah meliar dan berbiak di alam, termasuk di Jawa.

Nilai ekonomi

Ikan sepat memiliki nilai ekonomi yang tinggi, terutama sebagai sumber protein di daerah pedesaan. Selain dijual dalam keadaan segar di pasar, ikan sepat kerap diawetkan dalam bentuk ikan asin, bekasam dan lain-lain, sehingga dapat dikirimkan ke tempat-tempat lain.
Beberapa daerah yang banyak menghasilkan ikan sepat olahan di antaranya adalah Jambi, terutama dari Kumpeh dan Kumpeh Ulu; Sumatera Selatan, dan Kalimantan Selatan.
Di tingkat dunia, sepat rawa juga diperdagangkan sebagai ikan akuarium.
Read more...

Budidaya Ikan Lais

2 komentar

Ikan Lais

Ikan Lais

Ada 2 macam ikan lais yang bisa besar dan layak untuk dipancing, karena ternyata ikan lais itu banyak jenisnya, ada yg kecil sekali dan tidak bisa besar.
Yang pertama adalah Lais tabirin (Belodonichthys dinema) dan yang kedua Lais timah (Cryptoterus apogon). Kedua jenis ikan ini hampir mirip yaitu mempunyai ciri betuk badan yang panjang dan agak pipih. Mulutnya lebar menghadap ke arah atas dan memiliki gigi yang tajam. Warna tubuh di bagian tengkuk serta permukaan kepalanyanya kecoklatan. Perut berwarna putih, sedangkan bagian punggung dan dada kehitaman. Hidup di sungai terutama daerah banjir dan bagian hilir di daerah pasang surut (muara).
Perbedaan lais tabirin dan lais timah adalah pada sirip punggungnya, lais timah tidak mempunyai sirip punggung dan warnanya lebih keperakan mirip timah.
Ikan-ikan ini di sungai2 yang besar bisa berukuran lumayan sampai beratnya belasan kilogram. Ikan ini masih banyak sekali di sungai-sungai kalimantan dan sumatra dan sangat rakus, apapun yang bergerak disambarnya. Sangat layak untuk game fishing terutama casting.

Sayang karena saking banyaknya ikan ini kadang dianggap ikan sampah... karena semua umpan bisa-bisa disambar ikan ini. Pernah dengar cerita dari seorang teman kalau pas lagi musim, dia pake semua ranting dan dahan pohon yg ada di tepi sungai dikasih kenur, pancing dan umpan, keesokan harinya hampir semua pancingan kena ikan ini.. katanya kayak panen buah aja.. tinggal petik satu2.. he3...

Nah ini ada beberapa foto2 ikan lais yg berukuran gamefish dari Malaysia.. sayang juga rekor IGFA juga dipegang oleh orang Malaysia...
Ada teman2 yang pengen mecahin rekor IGFA ini ?? kayaknya masih punya peluang tuh...

DSCN0228.JPG

rekor IGFA

12052008154.jpg

lais 14kg
Read more...

Budidaya ikan patin

1 komentar
Budidaya ikan patin meliputi beberapa kegiatan, secara garis besar dibagi menjadi 2 kegiatan yaitu pembenihan dan pembesaran. Pada usaha budidaya yang semakin berkembang, tempat pembenihan dan pembesaran sering kali dipisahkan dengan jarak yang agak jauh. Keberhasilan transportasi benih ikan biasanya sangat erat kaitannya dengan kondisi fisik maupun kimia air, terutama menyangkut oksigen terlarut, NH3, CO2 , pH, dan suhu air. 1. Penyiapan Sarana dan Peralatan Lokasi kolam dicari yang dekat dengan sumber air dan bebas banjir. Pada kolam penetasan diusahakan agar air yang masuk dapat menyebar ke daerah yang ada telurnya.
Petak tambahan air yang mempunyai kekeruhan tinggi (air sungai) maka perlu dibuat bak pengendapan dan bak penyaringan. Induk yang ideal adalah dari kawanan patin dewasa hasil pembesaran dikolam sehingga dapat dipilihkan induk yang benar-benar berkualitas baik. Perlakuan dan Perawatan Bibit Induk patin yang hendak dipijahkan sebaiknya dipelihara dulu secara khusus di dalam sangkar terapung. Upaya untuk memperoleh induk matang telur yang pernah dilakukan oleh Sub Balai Penelitian Perikanan Air Tawar Palembang adalah dengan memberikan makanan berbentuk gumpalan (pasta) dari bahan-bahan pembuat makanan ayam dengan komposisi tepung ikan 35%, dedak halus 30%, menir beras 25%, tepung kedelai 10%, serta vitamin dan mineral 0,5%.
Pada hari ketiga, benih ikan diberi makanan tambahan berupa emulsi kuning telur ayam yang direbus. Pembesaran ikan patin dapat dilakukan di kolam, di jala apung, melalui sistem pen dan dalam karamba. Pada pembesaran ikan patin di jala apung, hal-hal yang perlu diperhatikan adalah: lokasi pemeliharaan, bagaimana cara menggunakan jala apung, bagaimana kondisi perairan dan kualitas airnya serta proses pembesarannya. Pada pembesaran ikan patin sistem pen, perlu diperhatikan: pemilihan lokasi, kualitas air, bagaimana penerapan sistem tersebut, penebaran benih, dan pemberian pakan serta pengontrolan dan pemanenannya. Hampang dapat terbuat dari jaring, karet, bambu atau ram kawat yang dilengkapi dengan tiang atau tunggak yang ditancapkan ke dasar perairan.
Jumlah makanan yang diberikan per hari sebanyak 3-5% dari jumlah berat badan ikan peliharaan. Hal ini dapat diketahui dengan cara menimbangnya 5-10 ekor ikan contoh yang diambil dari ikan yang dipelihara (smpel). Pemeliharaan Kolam dan Tambak Selama pemeliharaan, ikan dapat diberi makanan tambahan berupa pellet setiap hari dan dapat pula diberikan ikan-ikan kecil/sisa (ikan rucah) ataupun sisa dapur yang diberikan 3-4 hari sekali untuk perangsang nafsu makannya. Hama Pada pembesaran ikan patin di jaring terapung hama yang mungkin menyerang antara lain lingsang, kura-kura, biawak, ular air, dan burung. Pada pembesaran ikan patin di jala apung (sistem sangkar ada hama berupa ikan buntal (Tetraodon sp.) yang merusak jala dan memangsa ikan. Ikan-ikan kecil yang masuk kedalam wadah budidaya akan menjadi pesaing ikan patin dalam hal mencari makan dan memperoleh oksigen.
Biasanya pinggiran waduk atau danau merupakan markas tempat bersarangnya hama, karena itu sebaiknya semak belukar yang tumbuh di pinggir dan disekitar lokasi dibersihkan secara rutin. Cara untuk menghindari dari serangan burung bangau (Lepto-tilus javanicus), pecuk (Phalacrocorax carbo sinensis), blekok (Ramphalcyon capensis capensis) adalah dengan menutupi bagian atas wadah budi daya dengan lembararan jaring dan memasang kantong jaring tambahan di luar kantong jaring budi daya. Penyakit Penyakit ikan patin ada yang disebabkan infeksi dan non-infeksi. Penyakit non-infeksi adalah penyakit yang timbul akibatadanya gangguan faktor yang bukan patogen. Produksi benih ikan patin secara masal masih menemui beberapa kendala antara lain karena sering mendapat serangan parasit Ichthyoptirus multifilis (white spot) sehingga banyak benih patin yang mati, terutama benih yang berumur 1-2 bulan.

Lebih lanjut tentang: Cara Budidaya Ikan Patin
Read more...

Perburuan Ikan Semah di TN Betung Kerihun Marak

0 komentar

Perburuan Ikan Semah di TN Betung Kerihun Marak

Lagi2 kita keduluan dengan tetangga jiran kita..
Ikan Semah adalah nama daerah dari ikan Mahasheer... atau biasa orang bilang red kelah

Perburuan Ikan Semah di TN Betung Kerihun Marak


KAPUAS HULU – Minggu pagi (27/7), di Dusun Sadap, Desa Pinjawan, Kecamatan Embaloh Hulu, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat (Kalbar), berbatasan langsung dengan Taman Nasional Betung Kerihun (TNBK), sebuah mobil pick up Land Cruisser nomor polisi Sarawak, Malaysia Timur, meluncur. Dua pria setengah baya turun dan langsung menaiki rumah betang (rumah panggung panjang) yang dihuni Suku Dayak Iban.
Pasangan suami-istri, Damianus Jua dan Daria, menyambut dua warga asing itu dengan ramah. Setelah berbicara basa-basi, tamu dipersilakan masuk ke ruang belakang. Lima ekor ikan semah (tor sambra) yang tengah asyik berenang di dalam kolam berair deras ditangkap. Setelah ditimbang, berat keseluruhan mencapai 16 kilogram.
Dua warga asing yang juga cukup fasih berbahasa Dayak Iban itu, merogoh uang di kantong RM 960 (Rp 2.688.000), karena per kilogram disepakati harganya RM 60. Lima ekor ikan semah yang sudah mati usai ditimbang, dimasukkan ke dalam kulkas berukuran sedang yang sudah disiapkan di dalam mobil. Selanjutnya dibawa ke Lubuk Antu, Sarawak, melewati Pos Pemeriksaan Lintas Batas (PPLB) Badau yang kini tengah dibangun dengan jarak tempuh 88 km.
Damianus Jua mengatakan, karena tiap tahun permintaan terus meningkat, maka harga satuan terus melambung. Jika tahun 1997 per kilogram harganya hanya RM 25, sekarang sudah mencapai RM 60. Malah menjelang
Perayaan Idul Fitri dan Natal, harga satuan lokal bisa mencapi RM 90 per kilogram. Sementara di Sarawak, ikan semah merupakan menu hidangan paling bergengsi di sejumlah restoran terkemuka.
Sekretaris Eksekutif Partai Bansa Dayak Sarawak (PBDS) Sidi Munan, mengatakan, di sejumlah restoran terkemuka di Kuching, per kilogram ikan semah harganya berkisar antara RM 125 - RM 150 (Rp 350.000 - Rp 420.000).

Usaha Sampingan
Memelihara ikan semah, sejenis ikan jelawat yang populasinya terbanyak di sungai berair deras, merupakan usaha sampingan yang cukup menjanjikan bagi masyarakat di seputar TNBK. Padahal ikan semah merupakan jenis satwa yang terancam punah.
Masing-masing kepala keluarga membangun kolam buatan berukuran 4 x 5 meter. "Tiap minggu paling tidak 50 kilogram ikan semah dari Dusun Sadap dibeli langsung warga Sarawak," tambah Damianus.
Damianus mengatakan, ikan semah ditangkap secara tradisional dari penghuluan Sungai Embaloh, kawasan inti TNBK, dengan cara dipancing, dijala atau dipukat.
Kepala Balai TNBK Ir Soewartono MM mengatakan, perburuan satwa yang dilakukan masyarakat lokal sudah cukup serius. Khusus ikan semah, populasinya akan terancam punah paling lama 10 tahun mendatang, jika tidak dilakukan langkah antisipasi secara terintegratif.
Menurut Soewartono, rusa (cervus equimus) dan ikan semah merupakan jenis satwa sangat langka yang paling diburu. Rusa yang dilindungi UU nomor 5 Tahun 1990 tersebut biasa dibuat dendeng dengan harga bisa mencapai Rp 175.000 per kilogram di sejumlah supermarket di Pontianak dan kota lainnya di Kalbar. Tanduk rusa dihargai Rp 250.000 per unit sebagai barang hiasan bergengsi di lingkungan keluarga ekonomi mapan.
Permintaan terhadap ikan semah dari warga Sarawak juga terus meningkat.
Tak Ada Alternatif
Pencurian kayu dan perburuan satwa di TNBK menunjukkan intensitas yang terus meningkat pula setiap tahun, karena masyarakat masih menganggap kawasan TNBK sebagai tanah warisan adat.
Dalam tiga tahun terakhir, 2000-2003, TNBK yang terletak di penghuluan Sungai Kapuas dan berbatasan darat langsung dengan Wildlife Sanctuary Lanjak-Entimau Sarawak (LEWS) seluas 200.000 hektar, mengalami pencurian kayu dan perburuan satwa yang sangat tinggi.
Secara keseluruhan, luas kerusakan hutan akibat pencurian kayu mencapai lebih dari 900 hektar dan perburuan satwa mencapai 8.970 ekor. Nilai nominal kerusakan TNBK diperkirakan mencapai lebih dari 64 miliar rupiah. Namun di sisi lain, sumber usaha alternatif yang paling menjanjikan belum sepenuhnya berhasil disediakan pemerintah secara terintegratif.
Soewartono mengatakan, kendala yang dihadapi selama ini, belum adanya Peraturan Daerah (Perda) mengenai pelestarian lingkungan dan Perda mengenai penetapan kawasan yang dapat dikelola berikut prosedur perizinannya. Pendekatan keagamaan juga belum diinternalisasikan menjadi perangkat penguatan hukum adat oleh masyarakat.
Sementara itu, hukum adat belum cukup efektif untuk mengatasi kegiatan penebangan liar dan perburuan satwa dan pemerintah belum mampu mengangkat harkat dan martabat masyarakat adat dari kemiskinan dan ketertinggalan dalam berbagai strata kehidupan.
"Di sini dibutuhkan upaya penegakan supremasi hukum secara terpadu. Di pihak lain, diperlukan keterpaduan, keselarasan, keterbukaan baik dalam hal perencanaan, pelaksanaan, monitoring dan evaluasi maupun pendanaan. Memaksimalkan keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan sumberdaya alam," kata Soewartono.
Pembangunan sarana dan prasarana umum dalam mendukung program pengembangan potensi ekonomi masyarakat di sekitar kawasan juga perlu segera direalisasikan.
Juga diperlukan penetapan hak paten terhadap produk masyarakat di sekitar kawasan dan peningkatan sumber daya manusia dan teknologi serta pengembangan diversifikasi produksi masyarakat.
TNBK dan LEWS di Sarawak dengan luas keseluruhan 1 juta hektar, merupakan salah satu lahan basah hutan tropis yang memiliki keanekaragaman hayati paling unik di dunia. Awal tahun 2003, kedua kawasan ini diusulkan kepada United Nations Educational Scientific and
Cultural Organization (UNESCO) sebagai warisan alam dunia kawasan konservasi lintas batas. "Selagi kita belum menunjukkan sikap serius dalam menyelamatkan kawasan TNBK dari tindak pencurian kayu dan perburuan satwa liar, maka Indonesia tetap akan menjadi sorotan dunia," demikian Soewartono. (SH/aju)
Last edited by hampala; 15-07-2008 at 08:01. Reason: tambahan
Read more...

Budidaya ikan Nilem

1 komentar
ikan nilem biasanya dimasak pepes karena ukurannya tidak terlalu besar. Ikan ini bisa dijual dalam paket yang ekonomis.

A. Pengenalan Jenis
Bentuk tubuh ikan nilem (Osteochilus hasselti) hampir serupa dengan ikan mas. Bedanya, kepala ikan nilem relatif lebih kecil. Pada sudut-sudut mulutnya, terdapat dua pasang sungut peraba. Warna tubuhnya hijau­ abu-abu.


Sirip punggung memiliki 3 jari-jari keras dan 12-18 jari-jari lunak. Sirip ekor berbentuk cagak dan simetris. Sirip dubur disokong oleh 3 jari-jari keras dan 5 jari-jari lunak. Sirip perut disokong oleh 1 jari-jari keras dan 8 jari-jari lunak. Sirip dada terdiri dari 1 jari-jari keras dan 13-15 jari-jari lunak. Jumlah sisik pada gurat sisi ada 33-36 keping. Dekat sudut rahang atas ada 2 pasang sungut peraba.

Ikan nilem dapat mencapai panjang tubuh 32 cm. Di Jawa Barat, ikan nilem memiliki popularitas sedikit di bawah ikan mas. Di berbagai daerah lain, ikan ini dikenal sebagai ikan lehat, regis, monto, palong, palouw, pawas, assang, atau penopa.

Ikan ini terdapat di Jawa, Sumatera dan Kalimantan, Malaysia, dan Thailand. Pada umumnya, ikan nilem dapat dipelihara pada daerah dengan ketinggian sekitar 150-800 m dpl.

B. Kebiasaan Hidup di Alam

Nilem hidup di lingkungan yang jernih. Oleh karena itu, ikan ini dapat ditemukan di sungai-sungai.

1. Kebiasaan makan
Nilem tergolong ikan pemakan tumbuh-tumbuhan (herbivore).

2. Kebiasaan berkembang biak
Biasanya, ikan ini akan memijah di akhir musim penghujan, di daerah yang berpasir dan berair jernih. Di tempat budi daya, ikan nilem dapat dipijahkan sepanjang tahun dengan mengatur kondisi lingkungan.


C. Memilih Induk

Ikan nilem termasuk ikan yang produktif karena bisa dipijahkan
3-4 kali dalam setahun. Keberhasilan pemijahan sangat ditentukan pada faktor induk dan pengaturan lingkungan pemijahan. Untuk itu, pemilihan induk ikan nilem yang hendak dipijahkan barns memenuhi persyaratan sebagai berikut.
Ciri induk yang berkualitas

Betina
Umurnya mencapai 1-1,5 tahun.Berat badan sekitar 100 g.Bila diurut pelan-pelan ke arah lubang alat genital, induk betina akan mengeluarkan cairan berwarna kekuning-kuningan.

jantan
Perutnya mengembang dan terasa empuk ketika diraba. Berumur 8 bulan Berat badan sekitar 100 g. Bila dipijat perut ke arah alat genital, induk jantan akan mengeluarkan cairan seperti susu.



D. Pemijahan di Kolam

Untuk memijahkan ikan di kolam, perlu mempersiapkan konstruksi kolam, persiapan kolam, dan proses pemijahan.

1. Konstruksi kolam
Kolam pemijahan ikan nilem berukuran 2 m2 yang terhubung dengan kolam penetasan seluas 20 M2. Kolam pemijahan juga terhubung dengan kolam pendederan. Jarak permukaan air dengan pintu pemasukan air sekitar 15 cm.

2. Persiapan kolam
Kedalaman air di kolam pemijahan 50 cm. Sementara kolam penetasan telur yang ada di bawahnya diisi air sedalam 30-40 cm. Dasar kolam penetasan harus berpasir dan bebas dari lumpur agar tidak mengganggu proses penetasan telur. Di antara kedua kolam tersebut dipasang saringan agar induk nilem tidak hanyut ke kolam penetasan. Beberapa petani memasang bebatuan dan menanam rumput kakawatan (Cynodon dactylon) untuk menghalangi lolosnya induk ke kolam penetasan, tetapi tidak menghalangi air yang membawa telur ke kolam penetasan. Adapun debit air yang masuk ke dalam kolam diperbesar untuk merangsang pemijahan induk nilem.

3. Pemijahan
Ikan diberok (dipuasakan) terlebih dahulu selama 3-7 hari untuk membuang kotoran dari dalam perutnya. Pemberokan sebaiknya dilakukan di dalam kolam yang terpisah agar tidak terjadi pemijahan yang tidak diharapakan atau `mijah maling'.

Bila persiapan kolam pemijahan dan kolam penetasan sudah selesai maka 20 pasang induk dimasukkan ke dalam kolam pemijahan. Usahakan pemasukkan induk dilakukan pada sore hari karena nilem menyukai memijah pada malam hari.
Menjelang subuh, biasanya nilem akan memijah. Ikan ini akan memijah di bagian dangkal dekat pipa pembuangan air. Telur-telur yang dikeluarkan, lalu dibuahi. Telur tersebut kemudian akan hanyut terbawa air dan masuk ke dalam kolam penetasan. Setelah itu, pagi harinya
induk-induk ditangkap dan dikembalikan ke kolam pemeliharaan induk masing-masing.

E. Penetasan Telur dan Perawatan Benih

Telur yang bertumpuk di dekat pintu pemasukan kolam penetasan diratakan dengan sapu lidi atau pun garu. Bila dibiarkan menumpuk, akan banyak telur yang tidak menetas. Kolam penetasan sebaiknya diberi daun­daun pisang untuk mengurangi intensitas sinar matahari yang masuk ataupun air hujan.

Lima hari kemudian benih nilem bisa dipanen untuk dijual, ditebarkan ke sawah, atau dipelihara di kolam pendederan. Cara penangkapannya dengan menampung ikan di saluran pembuangan yang dipasang kain halus, lalu memindahkannya secara bertahap ke hapa yang telah dipasang dengan menggunakan ember. Benih yang dihasilkan dari sepasang nilem berukuran 100-150 g sebanyak 15-000-30.000 ekor.

F. Pendederan dan Pembesaran
Bila benih akan didederkan ke dalam kolam pendederan, maka pintu air yang terhubung dengan kolam pendederan dibuka. Dengan demikian, benih nilem akan berpindah ke kolam pendederan yang lebih lugs.

Pembesaran ikan nilem dapat dilakukan di kolam ataupun keramba. Ikan nilem yang dibesarkan tidak boleh semuanya dikonsumsi atau dijual. Sebagian ikan yang dibesarkan harus dipergunakan untuk peremajaan induk sebab induk nilem biasanya dianggap sudah tidak produktif lagi setelah 2 tahun atau sekitar 6-8 kali telah dipijahkan.


Sumber : Heru Susanto, 2005i
Read more...
 
budidaya © 2011 DheTemplate.com & Main Blogger. Supported by Makeityourring Diamond Engagement Rings

You can add link or short description here